Lamongan, Asatunet.com – Terdengar isu jika bantuan dari Program Indonesia Pintar (PIP) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Lamongan tidak diterimakan kepada peserta didik yang notabene sebagai penerima. Benarkah demikian ? apa alasannya ?
Padahal, bank penyalur sudah mencairkan kepada masing-masing penerima/peserta didik yang tercatat memperoleh sesuai data Dapodik. Informasinya, ada ratusan siswa yang mendapatkan bantuan uang tunai itu namun diduga “diamankan” pihak sekolah.
Sebelum dilakukan pencairan, seluruh siswa penerima mengisi dokumen untuk aktifasi rekening peserta didik. Setelah cair secara tunai, ada oknum sekolah yang meminta buku tabungan dan uang cash/tunai senilai Rp 1,8 juta diberikan. Alasannya, untuk pengganti pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
“Setelah cair dan diterima di bank BNI Lamongan, kemudian siswa memberikan kepada salah satu pegawai sekolah karena diminta untuk diserahkan, baik buku tabungan serta uangnya. Jika siapapun ada yang bertanya, jawab untuk bayar SPP,” ujar sumber.
Hal itulah yang menjadi pertanyaan besar sebagian orang tua peserta didik. “Coba sameyan gali informasi dan temui orang tua peserta didik yang lain. Kemungkinan semua jawabannya sama. Antara tidak di beritahu oleh pihak sekolah dan kalau vokal keamanan putranya tidak terjamin,” sebut sumber kembali.
Sementara, salah satu orang tua dari peserta didik menyebutkan bahwa dirinya tidak tahu menahu tentang PIP, sebab, pihak sekolah tidak pernah melakukan sosialisasi jika ada Program Indonesia Pintar (PIP) untuk putranya.
“Yang sangat disayangkan, kenapa uang itu ditarik kembali oleh pihak sekolah. Kok tidak ada kejelasan sama sekali. Saya berharap hak peserta didik dan saya selaku orang tua minimal diajak diskusi sebelum kebijakan sekolah mengalahkan harapan dan kecemasan orang tua,” jelas wali murid yang identitasnya tak mau disebut.
Ditambahkan kembali, selaku orang tua tetap bertanggungjawab membiayai anak. "Kami pun setiap bulannya juga membayar. Ada program PIP, pihak sekolah juga tidak memberitahu. Harapan saya, untuk keperluan apapun kami juga harus tau. Apalagi mendapatkan bantuan berupa uang. Yang jelas kami khawatir," akunya cemas.