Lamongan, Asatunet.com – Sebagai bentuk upaya Pemeritah Kabupaten Lamongan mengimplementasikan program super prioritas. Ada 19 ruas jalan yang sudah selasai 100 persen dari target keseluruhan yakni 54 titik ruas jalan.
Sedangkan, 12 titik ruas jalan berstatus masih tahap pengerjaan. Kemudian, 13 titik ruas jalan masih proses tahap perencanaan masuk dalam anggaran P-APBD. Sedangkan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT) khusus diperuntukkan untuk 6 titik ruas jalan.
“Dari total anggaran mencapai Rp 148,8 miliar untuk infrastruktur jalan. Didalamnya termasuk dari anggaran DBHCHT senilai Rp 17,2 Miliar,” jelas Pj. Kadis Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM), Andhy Kurniawan, S.T.,MMT didampingi Kabid Pengelolaan Jalan, Fadhin Muzamil, S.T.
Mulai dari pemadatan, pelebaran dan peninggian dengan pasir agregat A, penyambungan ujung jembatan, pengurukan hingga dilanjutkan dengan pengecoran. “Termasuk beberapa wilayah kawasan penghasil tembakau,” tuturnya.
Program tersebut jadi kesatuan dalam program super prioritas Jalan Mantab dan Alus Lamongan (Jamula) yang ditargetkan bulan Desember 2024 terselesaikan. Jadi, dari total nilai Rp 148,8 Miliar itu terdapat 4 sumber anggaran.
Anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), Bantuan Keuangan – Provinsi (BK-Provinsi) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lamongan.
Adapun realisasi anggaran bersumber dari DBHCHT diaplikasikan untuk 6 titik, diantaranya, ruas rekontruksi jalan Cangkring – Talunrejo mencapai 21,91 persen, rekontruksi jalan Kalen – Jatipayak mencapai 100 persen, rekontruksi jalan Mojorejo – Medalem mencapai 94,44 persen, dan rekontruksi jalan Mojorejo – Jegreg mencapai 15,20 persen.
Dari 4 titik pekerjaan tersebut, tambah Andhy, ada 2 titik ruas jalan yang masih tahap proses tender. Dua titik lokasi yang masih tahap proses e-katalog itu dalam lingkup Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Setdakab Lamongan.
“Dua titik itu yakni rekontruksi jalan tanjung – songowaren dan rekontruksi jalan ngimbang – bluluk. Keduanya masih tahap proses e-katalog. Semoga dari pembangunan ruas jalan ini (cor beton) bisa memperlancar arus transportasi,” kata Andhy.
Jadi, dari 6 titik ruas jalan yang bersumber dari DBHCHT diharapkan bisa menjadi akses jalan produksi perkebunan khususnya budidaya tembakau semakin meningkat, lantaran pengangkutan hasil panen tembakau juga lancar.
“Salah satu indikator maksimalnya hasil petani juga berasal dari rekontruksi jalan yang bersumber dari DBHCHT bisa terintegrasi atau terkoneksi dengan program pemerintah daerah Lamongan yakni Jalan Mantab dan Alus Lamongan atau Jamula,” ungkapnya.
Sekedar diketahui, dari keseluruhan project infrastruktur jalan terdapat 54 rekanan yang mengerjakan. Untuk 41 ruas jalan pengerjaannya ditargetkan awal bulan November. Sedangkan untuk tambahan yang bersumber dari P-APBD ditargetkan sampai akhir bulan Desember 2024.
Berikut ruas Jalan Mantab dan Alus Lamongan (Jamula) : rekonstruksi Jalan Sukodadi – Plembon, rekonstruksi Jalan Pucuk – Sekaran, rekonstruksi Jalan Dadapan – Solokuro, rekonstruksi Jalan Sumberwudi – Maduran, rekonstruksi Jalan Sugio – Tlanak, rekonstruksi Jalan Kedungpring – Sukobendu.
Kemudian, rekonstruksi Jalan Gampang – Petiin, rekonstruksi Jalan Kedungdadi – Moropelang, Rekontruksi Jalan Mojorejo – Medalem, rekonstruksi Jalan Sumberdadi – Sumberkerep, rekonstruksi Jalan Kalen – Jatipayak, rekonstruksi Jalan Dumpi – Sukobendu.
Serta, rekonstruksi Jalan Tebluru – Paciran, rekonstruksi Jalan Gembong – Dempel, rekonstruksi Jalan Pahlawan, rekonstruksi Jalan Kusuma Bangsa, rekonstruksi Jalan Veteran, rekonstruksi Jalan Sunan Giri, rekonstruksi Jalan Pamotan – Sumberdadi