Lamongan, asatunet.com – Terus meminimalisir angka pengangguran, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lamongan berupaya maksimal dengan melakukan berbagai kegiatan guna meningkatkan kompetensi masyarakat.
Untuk mengimplementasikan serapan anggaran yang berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun ini, beberapa kegiatan terpantau sudah berjalan sekitar kurang lebih 25 persen.
“Kami mendapat jatah Rp 1 miliar dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2022. Dana itu dialokasikan untuk kegiatan pelatihan bagi pekerja atau karyawan pabrik rokok,” jelas Kepala Dinas Tenaga Kerja, Lamongan, Agus Cahyono, S.E.,M.Si melalui Kabid Pelatihan Kerja, Ruslan.
Dalam hal ini, tambah Ruslan, pihaknya merealisasikannya untuk pelatihan. Sedangkan untuk pesertanya adalah buruh tani maupun karyawan pabrik rokok. “Sasarannya karyawan pabrik rokok, utamanya yang mau pensiun. Agar mereka setelah pensiun punya skill untuk bisa hidup mandiri," terangnya, Senin (12/9/2022).
Disebutkan kembali, bahwa pihaknya ada 8 jenis keahlian yang di tawarkan. Diantaranya, servis roda 2 (sepeda motor), servis mekanik mobil roda 4, Service Pendingin AC, Las, Menjahit, tata rias, tata boga, Prosessing
"Kalau tahun-tahun dulu sebelum adanya PMK 215 itu dana cukai dipakai untuk sarana dan prasarana masih bisa. Tapi tahun ini tidak bisa, hanya untuk pelatihan, yang di khususkan di wilayah atau daerah penghasil tembakau dan sasarannya buruh tani tembakau dan buruh pabrik rokok," tandasnya
Dijelaskannya, untuk masyarakat petani tembakau, sasarannya adalah para calon pencari kerja (jobsker) di wilayah tembakau. Targetnya seperti di daerah Kedungpring, Sambeng, Mantup, Ngimbang, Sugio, Modo, Bluluk Sukorame.
Sementara untuk buruh pabrik rokok, Disnaker sudah mulai memberi pelatihan bagi buruh pabrik rokok, seperti yang sudah disasar dari pabrik gudang garam sudah ada 2 kegiatan. Dan ke depannya bakal terus menggelar pelatihan bagi para buruh pabrik rokok di wilayah lainnya.
"Untuk saat ini, baru terserap 25% atau sekitar Rp 250 juta dari total anggaran 1 M. Banyak manfaat peserta mulai fasilitas pelatihan, snack/makan dan tiap peserta juga mendapatkan uang transport. Untuk paket pelatihan ada yang hingga 30 hari tergantung jenis keahliannya," bebernya
Dengan adanya pelatihan ini, Ia berharap mampu memberikan bekal bagi para buruh tani tembakau dan pabrik rokok. Sehingga, ketika sudah tidak lagi bekerja di pabrik rokok, mereka itu bisa tetap berkarya bisa produktif dengan berwirausaha.
"Harapannya selain untuk menurunkan angka pengangguran di Lamongan, dalam pelatihan berbasis kompetensi kayak prosessing, menjahit, tata rias ini untuk menumbuhkan UMKM baru. Teman-teman bisa punya usaha sendiri, berkecimpung di dunia usaha dan bisa mandiri, untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat Lamongan," tutupnya.
Editor :