Lamongan, asatunet.com - Demi mendorong perekonomian masyarakat dari tingkat desa, BUMDes dimaksimalkan. BUMDes menjadi ujung tombak kesejahteraan masyarakat desa, intervensi pemerintah pun diperlukan dalam memaksimalkan potensi-potensi yang ada terlebih jika desa tersebut memiliki potensi unggulan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Khusnul Yaqin, S.Si melalui Kabid Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Lamongan, Rahadi Puguh Raharjo menekankan penajaman berbagai potensi desa yang dapat dikembangkan melalui BUMDes. Untuk itu, saat ini BUMDes didorong untuk status kekuatan legalitas usaha, disamping memenuhi prasyaratan administrasi legalitasnya seperti NPWP, NIB.
"Kami mendorong BUMDes itu melakukan proses Berbadan Hukum yang legal. Ini yang sedang digarap oleh temen-teman PLD (pendamping lokal desa). Kalau ini semua sudah beres, baru nanti arahnya ke penguatan dan manajemen. Itu yang akan kita fokus lakukan," terangnya.
BUMDes, tambah dia, juga untuk menggerakkan potensi ekonomi lokal demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya BUMDes diharapkan akan memberikan manfaat dan menumbuhkan perekonomian masyarakat desa. Sehingga, kesejahteraannya meningkat, salah satunya dengan memberdayakan BUMDes.
Ia menuturkan tidak hanya mendorong potensi desa, melainkan sebagai tolak ukur keberhasilan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam meningkatkan desa mandiri. Sesuai dengan Index Desa Membangun (IDM) itu ada paling tinggi desa mandiri, desa maju, desa berkembang, desa tertinggal dan sangat tertinggal. Dengan 3 variable dan 146 indikator. 3 variable itu seperti aspek ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan lingkungan.
"Alhamdulillah Lamongan hari ini tidak ada desa tertinggal, kita hari ini berfikir bagaimana desa berkembang menjadi maju kemudian ujungnya menjadi desa mandiri. Target tahun ini di kisaran 80 harus ada desa mandiri," tegasnya.
Saat ini sudah ada sekitar 34 Desa Mandiri di Lamongan, dan angka tersebut terus akan bertambah seiring kemajuan desa masing-masing.
"Upaya dari dinas sendiri mengupgrade agar desa-desa menjadi desa mandiri. Kita up-branding desa-desa itu untuk direplikasi dengan desa lain. Economic Branding. Dimotivasi agar desa-desa yang sudah maju iku contoh en," tuturnya
Selain penguatan ekonomi melalui BUMDes itu. Juga bagaimana menggali potensi-potensi di desa itu muncul. Agenda terdekatnya yaitu membuat suatu kawasan (cluster). Misalnya ada kawasan cluster pedesaan dengan agribisnis nya, ada kawasan khusus wisata diutara ada kawasan pantai, ada kawasan budaya, ada kawasan metropolitan yang di tengah kota.
"Itu yang akan kita desaign ke depan dan masuk planning prioritas kita,'' imbuhnya.
Sementara, Program Desa Berjaya tetap berjalan seiringan merangkai dari program yang di Provinsi, juga program didaerah agar ada kesinambungan. Untuk menggerakkan desa, agar tidak ada ketimpangan yang cukup dalam.
"Untuk itu, kekuatan kita sebenarnya ada di teman-teman pendamping lokal desa. Kami berharap BUMDes bisa menjadi penggerak mulainya kembali roda perekonomian yang berawal dari desa,” pungkasnya. (adv)
Editor : Yudi