Lamongan, asatunet.com - Merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) bagi hewan atau juga dikenal dengan Foot and Mouth Disease (FMD) belakangan ini membawa kekhawatiran bagi masyarakat yang ingin mengkonsumsi daging sapi.
Padahal jika pengolahannya tepat, daging dari ternak yang terinfeksi PMK masih bisa dikonsumsi. Tak ayal, Pemkab Lamongan melalui Dinas Peternakan dan Keswan terus melakukan percepatan penanganan hingga lokalisir ternak sapi.
Tujuannya, itu dilakukan untuk mengendalikan dan mengeliminasi penyebaran virus penyebab PMK, meskipun penanganan berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan desinfektan, juga dilakukan lokalisir sapi berupa penutupan 2 pasar besar hewan.
“Kami juga bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Hewan (FKH) Universitas Airlangga untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di lapangan untuk mengeliminated jangan sampai PMK ini menyebar ke ternak lain seperti domba dan kambing," ungkap Wahyudi, Kadis Peternakan dan Keswan.
Sementara itu, Bupati Yuhronur sesaat setelah membuka Kontes Hewan Peliharaan dan Posyandu Kucing di Alun-Alun Lamongan, kemarin, mengaku kekhawatiran mengkonsumsi daging harus dihilangkan.
“Masyarakat tak perlu khawatir. Dengan pengolahan yang tepat yakni memasak daging di atas suhu minimal 100 derajat celcius dan dalam waktu yang cukup lama daging sapi aman dikonsumsi,” ungkap Yuhronur.
Sampai dengan saat ini, tambahnya, belum ada bukti kuat bahwa virus penyebab PMK dapat menular pada manusia. Namun ada potongan hewan yang tidak boleh dikonsumsi apabila terinfeksi PMK.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, per 21 Mei 2022 menjangkit 461 hewan ternak di 16 kecamatan. Dari 461 ternak tersebut telah sembuh sebanyak 94 ekor.
Editor : Yudi
Bantu kami dengan membagikan berita ini melalui :