Lamongan, asatunet.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) senilai Rp 8,6 Miliar. Untuk itu, Dinkes Lamongan memaksimalkan penyerapan DBHCHT dengan memenuhi penyediaan alat kesehatan (Alkes) dan berbagai hal pendukung layanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Taufik Hidayat, bersama Sekretaris Dinas, melalui Kasi Alkes dan PKRT Ismail, SKM, M.MKes selaku pelaksana DBHCHT membenarkan bahwa ploting anggaran tersebut bakal dialokasikan untuk memenuhi fasilitas kesehatan demi meningkatkan pelayanan kesehatan publik atau masyarakat.
"Dana DBHCHT kegunaannya disini (Dinkes) itu terutama untuk peralatan kesehatan yang sebagian besar alkes ini diperuntukkan untuk RSUD Karangkembang Babat," jelasnya, sembari merinci realisasinya untuk sektor kesehatan.
Diantaranya, untuk pengadaan Oksigen Generator, itu sangat dibutuhkan untuk pemberian layanan atau penanganan pasien yang mengalami sesak nafas.
"Untuk Oksigen Generator juga kita pasang di puskesmas Kedungpring dan itu sudah berfungsi dengan baik. Pihak Puskesmas juga sangat berterimakasih karena sangat bermanfaat penggunaannya. Bagi pasien-pasien yang mengalami sesak nafas, kalau Covid-19 mereda masih bisa digunakan banyak pasien-pasien TB (tuberkulosis), penyakit paru-paru, itu pasti memerlukan oksigen," terangnya.
Selain itu, juga untuk kegiatan pembangunan Polindes seperti di daerah Modo, Mantup, Sarirejo yang tujuannya demi penurunan angka kematian ibu dan bayi, termasuk penurunan stunting.
"Dan itu merupakan suatu program nasional, hal ini juga mendukung pelayanan kesehatan. Biar masyarakat itu tidak langsung ke puskesmas, tapi bisa screening di Desa dulu," tandasnya
Disamping itu sebagian lainnya juga digunakan untuk bahan medis habis pakai, dimana nantinya dibelanjakan untuk mensupport obat-obatan, yang sebagain besar disuplai ke RS Karangkembang.
"Dan yang terakhir, untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), ini ada 2 yaitu di Puskesmas Kembangbahu, dan Puskesmas Rawat Jalan di kecamatan Laren," bebernya.
Dengan adanya bantuan tersebut, lanjut Ismail, masyarakat diharapkan bisa mendapat pelayanan kesehatan secara maksimal karena di tempat-tempat pelayanan kesehatan sudah ada alat-alat pendukung kesehatan yang mumpuni, sehingga masyarakat terlayani dengan baik keperluan kesehatannya.
"Kita action ke pelayanan dan peralatan kesehatan. Untuk memberikan layanan fasilitas kepada masyarakat yang baik," imbuhnya.
Namun ia juga menjelaskan, untuk P-APBD (perubahan anggaran), juga untuk pelayanan ke puskemas pembantu yang rusak parah, bisa dicover DBHCHT. Ada 9 puskesmas pembantu yang rencananya dialokasikan pada perubahan anggaran nanti.
Untuk itu, pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas rokok, bisa dimulai dari niat dulu. Menurutnya, walaupun sulit tapi jika dibiasakan dan di imbangi niat pasti bisa karena merokok banyak mudharat nya bagi kesehatan.
"Rokok ada efeknya bagi kesehatan, secara teori medis bahan-bahan kimia dalam rokok itu bisa merugikan kesehatan. Walau efeknya tidak dirasakan langsung tapi perlahan sehingga masyarakat itu tidak merasakan, padahal efeknya jangka panjang,” jabarnya.
Bahkan, tambahnya, yang fatal bisa terkena gangguan penyakit kanker, jantung. Biasanya kalau sudah terkena (penyakit) baru merasa. Maka lebih baik mencegah daripada mengobati. Mencegah biaya ringan mengobati biayanya mahal.
Editor : Yudi