Lamongan, Asatunet.com - Pembangunan Instalasi Pengelolaan Limbah (IPAL) Komunal tahun 2022 yang menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 1 Milliar yang berada di 2 wilayah yakni Sugio dan Sukodadi menjadi hal yang menarik untuk disorot dan dianalisis.
Kali ini, ada beberapa hal menjadi fokus tema persoalan di masyarakat adalah bau menyengat yang berasal dan didominasi dari dalam instalasi pengelolaan limbah yang tidak berfungsi dengan baik. Serta, rencana pembongkaran secara mandiri oleh masyarakat.
Memang, jika secara konsep teorinya dengan dibangunnya IPAL Komunal bisa mengatasi masalah sanitasi dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah rumah tangga yang tidak diolah. Seperti limbah toilet, air cuci maupun air kamar mandi.
Namun, juga harus diimbangi dari hasil riset dan perencanaan yang matang jika tidak ingin hasilnya mubazir. Bukan tanpa alasan, sejatinya anggaran pemerintah yang dikeluarkan jika tepat, maka bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat banyak.
Tim telusur Asatunet.com beberapa waktu lalu menerima informasi jika terdapat bangunan yang tidak mempunyai manfaat sama sekali bagi masyarakat. Malahan, ada yang menyebut proyek tersebut digarap hanya untuk menghambur-hamburkan anggaran. Benarkah demikian ?
Bau Menyengat Ditimbulkan dari dalam Bangunan IPAL Komunal
Terhitung mulai kontruksi bangunan tersebut berdiri sudah 3 tahun berjalan, masyarakat tidak menerima manfaatnya. Meski masyarakat sudah mengeluarkan iuran secara mandiri digunakan untuk mengoptimalkan kerja IPAL Komunal tersebut malah tidak berhasil.
Ketika saluran pembuangan air limbah rumah tangga (baca : sungai kecil) meluber semerbak menyengat bau tak sedap akibat dari endapan IPAL Komunal tersebut beterbangan di udara. Hal itu lah menjadi pemicu masyarakat akan melakukan pembongkaran.
Ironisnya, setelah beberapa masyarakat dimintai keterangan, apakah masyarakat tidak berupaya mengadukan ke pihak terkait terkait persoalan ini dan mereka hanya menjawab jika tidak pernah ada pemerintah daerah melakukan peninjauan.
“Setelah pembangunan selesai tidak pernah ada pihak pemerintah daerah melakukan survey ke lokasi. Pernah juga warga iuran untuk memompa air yang mengendap lama di bangunan IPAL Komunal tapi tidak berhasil. Malah timbul bau yang menyengat,” ujar warga disekitaran bangunan IPAL di wilayah Sugio yang tak mau dipublikasikan
Masyarakat Terancam Kesehatannya Akibat Bau Tak Sedap !?
Sementara, dari hasil pantauan di lokasi bangunan IPAL Komunal di Sukodadi, kondisi fisiknya sangat tidak terawat. Disekitaran titik lokasi banyak sampah. Ketika tim telusur mencoba membuka salah satu pintu pengolahan awal maupun primer, banyak kotoran kehitam-hitaman dan timbul bau tidak sedap.
Jika dilihat dari kondisi bangunan yang tidak terawat, respon masyarakat sekitar dengan adanya bangunan tersebut sudah barangtentu sangat tidak antusias. Artinya, fungsi daripada bangunan tersebut bisa jadi tidak dapat dirasakan oleh masyarakat dan secara tidak langsung bakal terancam dampak negative bagi kesehatan.
Lagi-lagi awak media menemukan fakta berupa keterangan dari masyarakat sekitar mengenai bau menyengat yang berasal dari kontruksi bangunan IPAL Komunal tersebut. Tidak hanya berdampak pada lingkungan, warga sekitar pun menjadi terdampak.
Untuk mencari fakta lain dan pengumpulan bahan keterangan untuk dilakukan kajian, tim Asatunet.com berusaha mencari beberapa nara sumber yang kopeten. Benarkah, perencanaan pembangunan IPAL Komunal yang menghabiskan anggaran tidak sedikit itu kurang matang dan atau ada penyebab lainnya ?